Perjalanan Penuh Warna dari Tembilahan ke Sekupang: Lika-Liku Pimpinan Umum Sidikfokus.id Menembus Laut dan Waktu
BATAM – sidikfokus.id – Dalam rentang waktu yang terbentang dari Rabu hingga Kamis, 7–9 April 2025, sebuah kisah perjalanan panjang dan penuh makna terukir dalam langkah Pimpinan Umum Sidikfokus.id, Nursalim Turatea. Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, melainkan rangkaian pengalaman yang menggambarkan ketabahan, keramahan masyarakat pesisir, serta keindahan jalur laut yang menghubungkan Tembilahan, Guntung, hingga akhirnya menjejak di Sekupang, Batam.
Perjalanan bermula dari Tembilahan, ibu kota Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), sebuah kota yang dikenal sebagai sentra kelapa dunia. Dengan semangat tinggi dan misi jurnalistik yang senantiasa melekat dalam diri, Nursalim Turatea memulai perjalanannya menuju Guntung. Namun takdir seakan menorehkan satu babak tak terduga—setibanya di pelabuhan Guntung, kapal menuju Batam telah lebih dulu berlayar meninggalkan dermaga.
Kejadian itu tak lantas mengikis semangat sang wartawan senior. Justru di titik inilah, sisi lain dari perjalanan menjadi lebih manusiawi dan hangat. Nursalim disambut dengan penuh keramahan oleh H. Asnawi, Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kecamatan Kateman, Kabupaten Inhil. Tanpa ragu, H. Asnawi membuka pintu rumahnya dan menyuguhkan kehangatan khas masyarakat Bugis yang sudah berakar kuat di wilayah pesisir timur Riau. Malam itu, obrolan hangat, kopi hitam, dan kisah-kisah dari tanah rantau menjadi pelipur bagi perjalanan yang tertunda.
Keesokan paginya, Kamis 9 April 2025, tepat pukul 07.00 WIB, perjalanan kembali dilanjutkan. Dari pelabuhan Guntung, Nursalim menaiki kapal cepat menuju Sekupang, Batam. Perjalanan laut yang membentang sejauh lebih dari 150 kilometer itu menyuguhkan pemandangan laut yang luas, sesekali diwarnai kapal nelayan yang melintas dan pulau-pulau kecil yang seolah mengambang di permukaan air. Suasana laut pagi yang tenang memberi kesan spiritual yang mendalam bagi setiap penumpang, terlebih bagi seorang jurnalis yang terbiasa merenung di tengah hiruk-pikuk dinamika sosial.
Selama hampir tiga jam perjalanan, kapal menembus gelombang dan melintasi jalur-jalur laut yang menjadi nadi kehidupan masyarakat Kepulauan Riau. Setibanya di Sekupang, Batam, suasana ramai pelabuhan menyambut dengan deru kendaraan dan derap langkah para pendatang dari berbagai penjuru. Kota Batam, sebagai salah satu pusat industri dan gerbang internasional Indonesia, menjadi akhir dari perjalanan panjang yang tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga memperkaya batin.
Perjalanan ini menjadi catatan tersendiri dalam buku harian Nursalim Turatea, bukan hanya karena rutenya yang panjang dan berliku, tetapi juga karena nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan yang mewarnainya. Dari keramahan H. Asnawi hingga keindahan laut Riau, semuanya menyatu dalam satu narasi perjalanan yang memotret realitas masyarakat maritim Indonesia.
Sebagai Pimpinan Umum Sidikfokus.id, media yang konsisten menyuarakan kebenaran dan keadilan, Nursalim meyakini bahwa setiap perjalanan adalah bagian dari misi, dan setiap tantangan adalah pelajaran. Perjalanan dari Tembilahan ke Sekupang bukan hanya soal tiba di tujuan, melainkan bagaimana menjalani proses dengan penuh makna, menerima setiap kejutan dengan hati lapang, dan merayakan nilai-nilai luhur persaudaraan yang tak lekang oleh waktu.
Bagi para pembaca, kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap langkah kita, selalu ada cerita yang layak dibagikan—kisah tentang kegigihan, keramahan, dan ketulusan yang menjadi jembatan antarpulau, antarhati. (Nursalim Tinggi/Yti).