Wujudkan Sekolah Ramah Anak, Eri Syahrial Tegaskan Komitmen Stop Bullying di SMA Negeri 28 Batam

Batam — Suasana mendung dan hujan deras tidak menyurutkan semangat ratusan siswa SMA Negeri 28 Batam dalam mengikuti kegiatan Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengangkat tema penting dan penuh makna: Stop Bullying! Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 23 April 2025, sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai, bertempat di lapangan utama sekolah, dengan dihadiri oleh seluruh siswa kelas X dan XI.

Dalam kegiatan tersebut, hadir sebagai narasumber utama Eri Syahrial, seorang pendidik, motivator, dan Ketua Perlindungan Anak Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Ia dikenal luas sebagai sosok yang konsisten menyuarakan pentingnya perlindungan anak dan pembentukan karakter pelajar yang kuat secara emosional dan moral.

Dalam paparannya, Eri menyampaikan bahwa bullying bukan hanya tentang kekerasan fisik, melainkan juga mencakup luka verbal, emosional, hingga digital.
“Bullying bukan sekadar luka fisik yang terlihat, tapi luka batin yang bisa membekas seumur hidup. Jika dibiarkan, itu dapat menghancurkan masa depan seorang anak,” ujarnya tegas di hadapan para siswa yang menyimak dengan penuh perhatian.

Ia menekankan bahwa korban perundungan sangat rentan mengalami gangguan psikologis, penurunan prestasi belajar, hingga depresi berat. Tak hanya merugikan korban, pelaku bullying juga berisiko tumbuh menjadi individu yang sulit berempati dan menyimpang secara sosial.

“Kita harus memutus mata rantai kekerasan ini sejak dini. Sekolah tidak boleh menjadi tempat yang menakutkan bagi anak-anak kita. Ini tanggung jawab semua pihak—guru, orang tua, dan siswa sendiri.”

Sesi tersebut juga menghadirkan ruang dialog yang terbuka, di mana sejumlah siswa memberanikan diri untuk berbagi pengalaman tentang perundungan yang pernah mereka alami atau saksikan. Hal ini memunculkan refleksi kolektif dan empati mendalam di kalangan peserta.

Nursalim, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Waka Humas) SMA Negeri 28 Batam dan Ketua APEBSKID (Afiliasi Pengajar, Pemerhati Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni, dan Desain) Provinsi Kepulauan Riau, turut memberikan komentar terhadap pentingnya kegiatan ini.

“Stop bullying bukan sekadar slogan, tapi gerakan moral yang harus diwujudkan dalam keseharian. Kami di SMA Negeri 28 Batam berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan mendidik. Pendidikan karakter tidak bisa ditunda. Ini soal masa depan bangsa,” ujar Nursalim.

Ia juga menegaskan bahwa membangun sekolah yang bebas dari perundungan adalah tanggung jawab kolektif. Menurutnya, perlu ada sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat agar nilai-nilai kemanusiaan tertanam kuat di jiwa pelajar.

Kegiatan P5 ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama di atas kain putih oleh perwakilan siswa dan guru, sebagai simbol kesatuan tekad menciptakan sekolah yang bebas dari segala bentuk kekerasan. Siswa pun menyambut ajakan Eri Syahrial dengan tepuk tangan meriah saat ia menutup dengan kalimat inspiratif:
“Jadikan sekolahmu tempat menuntut ilmu dan tumbuh bersama, bukan tempat untuk takut. Mari saling jaga, saling peduli, dan katakan: Stop Bullying!”.(Nursalim Turatea/Yanti).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *