Masa Depan Dakwah, Pendidikan Nonformal, dan Ekonomi Islam Jadi Fokus Strategis Rakor Ormas Islam di Kota Batam
Batam, sidikfikus.id – 25 Mei 2025 — Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) strategis yang mempertemukan para ketua ormas Islam, lembaga dakwah, tokoh agama, akademisi, dan praktisi sosial-keagamaan di Kota Batam, muncul kesepahaman untuk memfokuskan gerakan umat pada tiga bidang utama: dakwah humanis, penguatan pendidikan nonformal, dan optimalisasi ekonomi Islam. Dalam forum ini, Ustaz H. Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy., tampil sebagai salah satu penggagas utama kegiatan.
Pada sesi pembahasan pertama, para peserta menyoroti pentingnya pendekatan dakwah yang adaptif dengan karakteristik Kota Batam sebagai kota industri, transit, dan urban yang multietnis. Dakwah kini dituntut untuk lebih membumi—tidak hanya berupa ceramah di mimbar, tetapi juga berbentuk gerakan sosial yang konkret dan menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung. Dakwah yang inklusif, toleran, dan solutif menjadi orientasi baru.
Beberapa rekomendasi strategis yang mengemuka antara lain: digitalisasi materi dakwah agar menjangkau generasi muda, pelatihan dai dengan perspektif multikultural, pendirian pusat dakwah terpadu di tingkat kecamatan, serta penguatan program dakwah kolaboratif lintas ormas. Tujuannya adalah menjadikan dakwah sebagai gerakan transformatif yang relevan dan solutif bagi persoalan umat.
Pada sesi kedua, perhatian forum tertuju pada pentingnya pendidikan nonformal sebagai pilar peradaban. Pendidikan ini dinilai mampu menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini kurang terakses oleh sistem formal. Ustaz Budi Dermawan menegaskan bahwa pendidikan nonformal bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan hidup, dan kepedulian sosial.
Beberapa langkah konkret yang diusulkan antara lain: penguatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), revitalisasi taman bacaan sebagai ruang literasi, pemberdayaan majelis taklim sebagai pusat pembelajaran agama dan sosial, serta kemitraan antara lembaga zakat dan program CSR perusahaan dalam pelatihan keterampilan berbasis industri. Forum juga mendorong penyusunan kurikulum pendidikan nonformal yang relevan dengan konteks Batam sebagai kota industri dan pariwisata.
Isu ketiga yang menjadi sorotan adalah penguatan ekonomi Islam, khususnya melalui optimalisasi pengelolaan zakat dan wakaf. Dalam pemaparannya, Budi Dermawan menekankan bahwa zakat dan wakaf bukan hanya ibadah ritual, tetapi instrumen strategis untuk pemberdayaan ekonomi umat. Potensinya besar dalam mengatasi kemiskinan dan membangun kemandirian masyarakat.
Beberapa inisiatif strategis yang dibahas di antaranya: pembentukan lembaga nazhir wakaf yang profesional dan akuntabel, digitalisasi layanan zakat dan wakaf, integrasi program UMKM dengan dana umat, edukasi zakat investasi dan wakaf produktif, serta sinergi antara BAZNAS, LAZ, dan institusi keuangan syariah.
Forum ini menghasilkan kesepakatan bahwa ketiga isu besar ini akan menjadi rencana aksi lintas sektoral yang konkret dan berkelanjutan. Rakor ini bukan hanya ajang tukar pikiran, tetapi juga momentum lahirnya gerakan bersama dalam membangun Batam sebagai kota yang religius, cerdas, dan sejahtera.
> “Kita ingin Islam hadir dalam denyut nadi kehidupan masyarakat Batam—bukan sekadar identitas, tetapi sebagai nilai hidup yang membebaskan, memuliakan, dan mensejahterakan,” ujar Budi Dermawan menutup forum dengan penuh semangat. (NursalimTuratea/Yti).