Kebersamaan dalam Silaturahmi dan Penguatan Nilai Keislaman di Batam
Batam, 24 Maret 2024 – Sebuah pertemuan berharga yang dihadiri oleh para ulama, muballigh, dan tokoh agama berlangsung dengan penuh keakraban di Batam. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi wadah diskusi yang kaya makna dalam memperkuat nilai-nilai keislaman serta sinergi antara para pemuka agama.
Di tengah suasana penuh kebersamaan, beberapa percakapan mengalir dengan santai namun tetap sarat makna. Salah satu perbincangan yang menarik adalah mengenai tata cara berdoa dalam forum bersama, yang mengacu pada kaidah bahasa Arab yang benar. Sebagian peserta mengingatkan pentingnya penggunaan Dhomir Muttashil dalam doa, khususnya saat melafalkan kalimat yang mencerminkan kebersamaan, seperti penggunaan lafaz Rodhinaa Billahi Robbaa yang lebih sesuai daripada Rodhiitu Billahi Robbaa, demi menjaga keselarasan makna dan kaidah bahasa.
Pembahasan ini semakin menarik ketika beberapa peserta mengajukan pertanyaan mengenai apakah doa yang dibaca termasuk dalam kategori doa atau lebih tepat disebut sebagai ikrar. Beberapa peserta menegaskan bahwa kalimat Rodhinaa Billahi Robbaa, Wabil Islami Diinaa, Wabi Muhammadin Nabiyya lebih tepat disebut sebagai ikrar keimanan daripada sekadar doa permohonan. Diskusi ini menunjukkan tingginya perhatian para ulama terhadap ketepatan dalam melafalkan doa dan menjaga keaslian makna dalam syariat Islam.
Dalam acara ini, koordinasi berjalan dengan baik, terlihat dari komunikasi yang intens antar peserta. Sejumlah peserta memastikan kehadiran serta koordinasi mengenai tanda tangan dan posisi duduk, agar acara berjalan dengan lancar. Ada pula yang mengingatkan agar tanda tangan dilakukan di tempat yang tepat dan tidak terlewat. Selain itu, beberapa tokoh meminta agar tanda tangan dapat diwakilkan untuk mempercepat proses administrasi tanpa mengurangi esensi kebersamaan.
Salah satu aspek penting dalam pertemuan ini adalah laporan yang telah disampaikan kepada pihak terkait. Beberapa ustaz yang aktif dalam acara ini telah memberikan laporan mereka, di antaranya Ustaz Robi, Ustaz Moh Nasir, Ustaz Haris Fauzi, Ustaz Habib, Ustaz Nursalim, Ustaz Asman, Ustaz Mabrur, Ustaz Jamaludin, Ustaz Kholiq Jauhari, dan Ustaz Sayuti. Laporan ini mencerminkan komitmen mereka dalam menjalankan peran sebagai penggerak dakwah di masyarakat serta menunjukkan bahwa komunikasi dan koordinasi dalam acara berjalan dengan baik.
Lebih dari sekadar pertemuan biasa, acara ini menjadi momentum untuk mempererat ukhuwah Islamiyah serta memperdalam pemahaman terhadap tata cara beribadah yang benar. Diskusi yang berlangsung tidak hanya mengenai persoalan administratif, tetapi juga mencakup kajian mendalam mengenai bahasa, makna doa, serta pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Semangat kebersamaan yang tampak dalam pertemuan ini memberikan harapan bahwa sinergi antara para ulama dan muballigh akan semakin kuat di masa mendatang. Dengan adanya komunikasi yang terbuka dan penuh keikhlasan, diharapkan ajaran Islam dapat semakin membumi di tengah masyarakat, memberikan pencerahan bagi umat, serta memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam kehidupan beragama di Batam. (Nursalim Tinggi/Yanti).