Membangun Silaturahmi dan Sinergi Keagamaan di Batam: Refleksi dari Open House Ketua PMB Kota Batam Oleh: Nursalim Tinggi
Ketua Afiliasi Pengajar, Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni, dan Desain (APEBSKID) Provinsi Kepulauan Riau
Silaturahmi merupakan salah satu elemen kunci dalam membangun harmoni sosial, terutama di tengah masyarakat yang semakin beragam dan kompleks. Dalam konteks keagamaan, silaturahmi tidak hanya berfungsi sebagai ajang mempererat hubungan antarindividu, tetapi juga menjadi wadah strategis dalam memperkuat sinergi dan kerja sama dalam membangun komunitas yang lebih baik.
Salah satu contoh nyata dari penguatan silaturahmi ini terlihat dalam acara open house yang diselenggarakan oleh Dr. Suyono, M.Ag., Ketua Persatuan Muballigh Batam (PMB) Kota Batam. Acara ini mencerminkan pentingnya membangun jembatan kebersamaan di antara para tokoh agama, masyarakat, dan pemangku kebijakan di Kota Batam. Kegiatan ini menjadi momentum yang baik untuk membahas berbagai isu keagamaan, sosial, dan kebangsaan yang relevan dengan kondisi saat ini.
Silaturahmi sebagai Pilar Kebersamaan dan Keharmonisan Sosial
Acara open house ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ustadz Hambali, anggota PMB Batam Kota, Ahmad, anggota Komisi Penyiaran Independen (KPI) Kepri, serta berbagai tokoh masyarakat lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa silaturahmi bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam dalam memperkokoh hubungan sosial dan meningkatkan peran keagamaan dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Ustadz Hambali, keberadaan PMB sebagai organisasi keagamaan memiliki peran penting dalam mengawal nilai-nilai spiritual di tengah derasnya arus globalisasi. Ia menekankan bahwa acara seperti open house tidak hanya menjadi wadah silaturahmi, tetapi juga ajang diskusi produktif dalam membangun pemahaman keagamaan yang lebih inklusif dan solutif.
> “Dalam Islam, silaturahmi bukan sekadar bertemu dan berbicara, tetapi juga membangun kesepahaman dan sinergi dalam dakwah. PMB Batam memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam terus disampaikan dengan cara yang santun, moderat, dan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar Ustadz Hambali.
Penyiaran dan Media sebagai Sarana Dakwah yang Efektif
Sementara itu, Ahmad, anggota KPI Kepri, menyoroti peran media dalam membangun kesadaran sosial dan keagamaan. Di era digital saat ini, dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar masjid, tetapi juga harus mampu menjangkau masyarakat luas melalui berbagai platform media. Oleh karena itu, penting bagi para muballigh untuk memahami strategi komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan keagamaan.
> “Kita harus memahami bahwa generasi muda saat ini lebih banyak mengakses informasi melalui media digital. Oleh karena itu, muballigh dan organisasi keagamaan harus adaptif dalam menggunakan media sebagai sarana dakwah yang lebih luas dan efektif,” jelas Ahmad.
Menurutnya, penyiaran keagamaan yang baik harus mengedepankan pesan yang membangun, menginspirasi, serta mampu menjadi perekat sosial di tengah masyarakat yang beragam. Sinergi antara organisasi keagamaan seperti PMB dengan lembaga penyiaran menjadi hal yang sangat strategis dalam menciptakan narasi dakwah yang lebih inklusif dan mencerminkan nilai-nilai kebangsaan.
Menjaga Nilai Keislaman dalam Masyarakat Multikultural
Kota Batam, dengan tingkat keberagaman yang tinggi, menjadi tantangan tersendiri bagi para muballigh dalam menjalankan peran mereka. Dr. Suyono, M.Ag., Ketua PMB Kota Batam, menegaskan bahwa kegiatan open house yang rutin diadakan setelah Hari Raya Idulfitri merupakan bagian dari upaya menjaga nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat yang heterogen.
> “Sebagai muballigh, kita tidak hanya berdakwah kepada kelompok tertentu, tetapi juga harus mampu menjadi jembatan bagi semua elemen masyarakat. Tugas kita adalah memberikan pencerahan, bukan memecah belah,” ungkap Dr. Suyono.
Ia juga menambahkan bahwa PMB Kota Batam terus berupaya menghadirkan program-program keagamaan yang tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga memiliki dampak sosial yang nyata. Salah satu program yang sedang dirancang adalah pelaksanaan tabligh keliling secara berkala di berbagai masjid di Kota Batam. Program ini bertujuan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah serta memperkenalkan Islam sebagai agama yang damai dan inklusif.
Mengukuhkan Peran Muballigh dalam Membangun Masyarakat Madani
Sebagai Ketua APEBSKID Kepri, saya melihat bahwa inisiatif yang dilakukan oleh PMB Kota Batam merupakan contoh nyata dari upaya membangun masyarakat madani. Tantangan dakwah di era modern tidaklah mudah. Selain menghadapi perubahan sosial yang dinamis, muballigh juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren komunikasi baru. Oleh karena itu, diperlukan strategi dakwah yang lebih kontekstual, dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis pada nilai-nilai kebangsaan.
Silaturahmi yang terjalin dalam acara open house ini menjadi bukti bahwa sinergi antarorganisasi keagamaan dan masyarakat adalah kunci dalam membangun harmoni sosial. Kegiatan seperti ini harus terus diperkuat agar semakin banyak elemen masyarakat yang terlibat dalam menjaga keberagaman dan kebersamaan di Batam. Dengan demikian, Islam dapat terus menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh umat manusia. (Yti/Redaksi).