MENGGAPAI MAKNA PUASA: Menyelami Hakikat Ramadan

IBNU ARABI (1165-1240), seorang filsuf dan sufi besar dari Andalusia (kini bagian selatan Spanyol), memandang Ramadan sebagai perjalanan spiritual yang mendalam. Dalam karyanya Futuhat al-Makkiyah, Syaikh Akbar Muhyiddin Ibn Arabi menjelaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebuah proses penyucian diri yang membawa manusia semakin dekat dengan Allah.

Menurut Ibnu Arabi, puasa yang hakiki adalah ketika seseorang tidak hanya meninggalkan makanan dan minuman, tetapi juga ego, nafsu, serta kesibukan duniawi yang menghalangi hubungan dengan Tuhan. Ia berkata, “Ketika engkau berpuasa, engkau tidak sekadar menjauhi makanan, tetapi engkau sedang menanggalkan hijab (tabir) yang menghalangi antara dirimu dan Allah.”

Dengan demikian, Ramadan menjadi momentum untuk lebih mengenali diri sendiri dan memperkuat hubungan spiritual. Seseorang yang ingin mencapai ma’rifat harus menjadikan puasa sebagai latihan melepas keterikatan duniawi dan menyalakan cahaya batin.

Seperti yang diajarkan Ibnu Arabi, mari kita jadikan Ramadan sebagai kesempatan untuk menyucikan hati dan pikiran, bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang menjauhkan kita dari Allah. (Yanti/Nursalim Tinggi)

MEMAKNAI KEBAIKAN DI BULAN SUCI
Wali Kota Batam/Kepala BP Batam, H. Amsakar Achmad, menunjukkan kepeduliannya dengan menyerahkan santunan kepada 1.000 anak yatim di Kota Batam dalam acara buka puasa bersama di kediamannya di Perumahan KDA, Batamkota, Sabtu (8/3/2025).

Kegiatan ini mencerminkan semangat Ramadan sebagai bulan penuh kasih sayang dan kepedulian sosial. Dengan berbagi kepada sesama, kita tidak hanya menunaikan kewajiban sosial, tetapi juga menyalakan cahaya kebaikan dalam diri dan lingkungan sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *