Suasana Haru dan Canda Warnai Obrolan di Grup PMB Batam Kota

Batam – sidikfokus. id – Suasana haru dan penuh keakraban mewarnai percakapan para ajengan dalam sebuah grup komunikasi mereka pada Jumat, 26 April 2025. Dimulai dengan sapaan hangat dari salah satu anggota, yang mencolek Ustadz Robi Kurniawan, percakapan berkembang menjadi diskusi ringan bercampur gurauan khas para sahabat yang telah lama saling mengenal.

Topik bermula dari sebuah foto yang diabadikan dalam momen tertentu. Ada sedikit canda tentang salah satu rekan yang tampaknya enggan difoto, namun akhirnya tetap tertangkap kamera berkat inisiatif Ustadz Raden Dwi. “Kayaknya yang tengah tak mau dipoto, cuma dipaksa poto sama ustadz Raden Dwi,” tulis salah satu anggota dengan santai. Balasan pun berdatangan, diselingi emotikon tawa yang memperlihatkan suasana santai penuh keakraban.

Di tengah percakapan ringan itu, Ustadz Robi Kurniawan mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas foto yang diabadikan tersebut. “Alhamdulillah, syukron syeikh atas hasil kodaknya, mantap, barakallahu fiikum, kiyai Minrim,” tulisnya dengan penuh penghargaan.

Namun, suasana mulai berubah menjadi lebih haru saat muncul pertanyaan mengenai ketidakhadiran seorang ibu yang biasanya turut mendampingi. Penjelasan pun datang bahwa beliau sedang dalam suasana emosional, habis menangis melepas kepergian anak gadis tercintanya. “Haru sekali mendengarnya,” ungkap seorang anggota lain dengan penuh empati. Ia pun menambahkan, “Yang punya anak gadis nanti akan merasakan hal yang sama,” seolah mengajak semua untuk merasakan kehangatan dan beratnya momen melepas buah hati tercinta.

Dalam nuansa haru tersebut, tak luput terselip canda segar. Salah satu anggota, mf Hambali, dengan gaya bercanda menegur Ketua grup yang sempat berprasangka, “Makanya Kyai Hasan jangan suka suudzan, ini sudah pelanggaran kode etik ketua, tolong dikeluarkan dari grup ini orang,” tulisnya disertai deretan emotikon tawa. Candaannya tentu saja disambut gelak tawa para anggota lainnya, mempererat rasa kekeluargaan yang ada.

Hasanudin, yang disebut-sebut dalam gurauan tersebut, dengan rendah hati langsung meminta maaf. “Oooh ok, maaf deeh,” tulisnya sembari menyisipkan ikon tangan memohon maaf. Suasana pun semakin cair, diwarnai dengan guyonan lain tentang “non-job” dan “pengurangan jadwal manggung,” merujuk pada aktivitas para ajengan yang kerap mengisi berbagai acara keagamaan.

Beberapa komentar mengalir menggoda, seperti usulan untuk mengurangi jadwal “manggung” Kyai Hasan sebagai “hukuman” ringan atas gurauannya. “Mulai dikurangi jadwal manggungnya,” tulis salah satu anggota, disambut balasan jenaka dari Kyai Hasan, “Dari kemaren juga belum ada job nih.”

Dialog tersebut terus bergulir dalam nuansa keakraban. Terselip pula petuah bijak dari Kyai Hasan yang mengingatkan bahwa rezeki tidak akan pernah berkurang meskipun secara lahiriah tampak sedikit. Ia mengutip perkataan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, “Manusia itu diikuti oleh dua macam: rezeki dan kematian.” Sebuah pengingat bahwa keyakinan terhadap ketentuan Allah harus tetap dijaga, apapun kondisi yang dihadapi.

Menanggapi hal itu, seorang anggota lain mengingatkan tentang pentingnya rasa syukur. “Ada job, tapi bilang gak ada job, itu mengurangi rezeki Ajengan. Apabila untuk yang kecil saja tidak bersyukur, bagaimana mau ditambah?” katanya dengan nada setengah bercanda namun sarat makna.

Percakapan kemudian ditutup dengan sebuah pernyataan reflektif dari Kyai Hasan, “Walaupun dibilang dikurang-kurangi, tetap rezeki itu tak akan berkurang.” Kalimat sederhana namun mengandung makna mendalam itu menjadi penutup hangat dari percakapan hari itu.

Suasana dalam grup tersebut mencerminkan harmoni persahabatan yang tidak hanya berisi canda dan tawa, namun juga saling menguatkan dalam iman, rasa syukur, dan persaudaraan. Sebuah teladan bahwa di balik kesibukan dan dinamika kehidupan, silaturahmi dan kehangatan hati tetap menjadi fondasi yang kokoh di antara para pejuang dakwah.(Nursalim Turatea/Yti).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *